BAB
1
Pendahuluan
1.1 Pengertian
Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari sebuah
kata dalam bahasa Inggris, yaitu “evaluation”.
Norman E. Gronlund (1976: 3) menyetakan bahwa “Evaluation includes a number of techniques that are
indispensable to the teacher… . However, evaluation is not merely a collection
of techniques – evaluation is a process – it is a continuous process which
underlies all good teaching and learning.’’ Evaluasi
mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabikan oleh seorang guru. Evalusi
bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evalusi merupakan suatu proses
yang berkelanjutan yang mendasari kesedluruhan kegiatan melajar mengajar yang
baik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evalusi merupakan suatu
proses yang sistematik dan sinambung, untuk mengetahui sampai sejauh mana
efisiensi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan efektivitas
pencapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
Dalam rangka kegiatan belajar mengajar,
selanjutnya Norman E. Gronlund (1976: 6) menyatakan bahwa ‘‘evaluation may be difined as a systematic
process of determining the extent to which intructional objectives are achieved
by pupils.’’ Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik
dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa.
Edwin Wand dan Gerald W. Brown (1957: 1)
menyatakan bahwa ‘‘... evaluation refer
to the act or process to determining the value of something ...’’Evaluasi
berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Sesuai dengan pendapat di atas, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang
berkenaan dengan pendidikan.
Witherington (1980: 24) menyatakan bahwa
‘‘... an evaluation is a declaration that
something has or does not has value ...’’ Evaluasi adalah pernyataan bahwa
sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
Mechrens dan Lechman (1984: 5)
menyatakan bahwa ‘‘... evaluation is
determination of the congruence between performance and objectives ...’’
Evaluasi diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan dengan
tujuan-tujuan.
Dari pengertian-pengertian evaluasi yang
telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa evaluasi sifatnya lebih luas
daripada pengukuran. Evaluasi meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif.
Pengukuran hanya terbatas pada deskripsi kuantitatif, sedangkan evaluasi selain
menyangkut pengukuran tersebut berlanjut dengan pemberian nilai berupa
keputusan-keputusan maupun nilai tingkah laku yang diukur. Dengan demikian
istilah evaluasi , pengukuran, dan penilaian dapat dibedakan. Istilah
pengukuran menunjuk pada segi kuantitas (how much), istilah penilaian menunjuk
pada segi kualitas (what value), dan istilah evaluasi berkenaan dengan
keduanyaa, yaitu pengukuran dan penilaian.
Antara evaluasi, pengukuran, dan
penilaian terdapat hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan. Norman E.
Gronlund (1976: 6) melukiskan hubungan ketiganya sebagai berikut ini.
1. Evaluasi
adalah deskripsi kuantitatif siswa (measurement, pengukuran) yang ditetapkan
dengan penentuan nilai
2. Evaluasi
adalah deskripsi kualitatif siswa (judgement, pertimbangan, penilaian) yang
ditetapkan dengan penentuan nilai.
Berikut beberpa contoh dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Seorang
calon guru dinilai telah mempunyai kualitas mengajar yang baik melalui
‘‘ukuran’’ penglaman dan tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan guru lebih
tinggi dan pengalaman mengajar lebih banyak menentukan nilai kualitas guru yang
lebih baik pula.
b. Masyarakat
seringkali menilai kualitas dari suatu lembaga pendidikan dilihat dari
‘‘ukuran’’ jumlah siswa yang lulus sipenmaru atau rata-rata NEM yang diperoleh
pada Ebtanas.
1.2 Fungsi Evaluasi
1) Sebagai
Alat Seleksi
Evaluasi
dapat digunakan melakukan penyaringan (seleksi) dalam penerimaan siswa baru
dari suatu sekolah.
2) sebagai
Alat Pengukur Keberhasilan
Fungsi
evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk mengukur seberapa jauh
tujuan intruksional dapat dicapai setelah kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan.
3) Sebagai
Alat Penempatan
Sejak
lahir setiap siswa telah membawa bakat sendiri-sendiri, sehingga pelajaran akan
lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan siswa.
4) Sebagai
Alat Diagnostik
Seorang
guru yang rajin dan cermat, apabila telah melaksanakan evaluasi, ia tidak
selesai hanya sampai dengan pemberian nilai untuk masing-masing siswa, tetapi
diteruskan dengan memeriksa setiap jawaban yang diberikan oleh siswa pada
setian butir soal.
1.3 Tujuan Evaluasi
Sesuai
dengan fungsi evaluasi yang telah dikemukakan, evaluasi mempunyai tujuan
seperti berikut ini.
1. Dalam
fungsi evaluasi sebagai alat seleksi terkandung di dalamnya tujuan evaluasi,
yaitu untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan suatu jurusan dan
jenjang pendidikan tertentu.
2. Dalam
fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan dan diagnostik mengetahui
seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah
dilaksanakan.
3. Dalam
fungsi evaluasi sebagai alat penempatan (replacement), evaluasi bertujuan untuk
mentukan pendidikan lanjutan siswa agar sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuannya.
4. Evaluasi
dalam rangka kegiatan belajar mengajar yang dikenal dengan istilahtes awal,
yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui taraf kesiapan siswa dalam memahami
bahan pelajaran yang akan dipelajarinya.
5. Dalam
rangka promosi, evaluasi bertujuan untuk mendapatkan bahan informasi dalam
menentukan siswa untuk naik kelas atau mengulang pada tingkat kelas yang sama.
6. Secara
intuitif, seorang guru dalam mengajar telah berusaha untuk memilih metode
mengajar yang lebih tepat sesuai dengan kondisi siswa, lingkungan, ataupun sifat
materi yang disajikan.Di sini evaluasi bertujuan untuk mengetahui taraf
efisiensi metode yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar